Macam-Macam Sedekah
Tulisan ini merupakan sambungan dari Makna Sedekah.
Rasulullah saw. dalam hadits di atas menjelaskan tentang cakupan
sedekah yang begitu luas, sebagai jawaban atas kegundahan hati para
sahabatnya yang tidak mampu secara maksimal bersedekah dengan hartanya,
karena mereka bukanlah orang yang termasuk banyak hartanya. Lalu
Rasulullah saw. menjelaskan bahwa sedekah mencakup:
1. Tasbih, Tahlil dan Tahmid
Rasulullah saw. menggambarkan pada awal penjelasannya
tentang shadaqah bahwa setiap tasbih, tahlil dan tahmid adalah sedekah.
Oleh karenanya mereka ‘diminta’ untuk memperbanyak tasbih, tahlil dan
tahmid, atau bahkan dzikir-dzikir lainnya. Karena semua dzikir tersebut
akan bernilai ibadah di sisi Allah swt. Dalam riwayat lain digambarkan:
Dari Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw. berkata,
“Bahwasanya diciptakan dari setiap anak cucu Adam tiga ratus enam puluh
persendian. Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid, bertasbih,
beristighfar, menyingkirkan batu, duri atau tulang dari jalan, amar
ma’ruf nahi mungkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh
persendian. Dan ia sedang berjalan pada hari itu, sedangkan ia
dibebaskan dirinya dari api neraka.” (HR. Muslim)
2. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Setelah disebutkan bahwa dzikir merupakan sedekah,
Rasulullah saw. menjelaskan bahwa amar ma’ruf nahi mungkar juga
merupakan sedekah. Karena untuk merealisasikan amar ma’ruf nahi mungkar,
seseorang perlu mengeluarkan tenaga, pikiran, waktu, dan perasaannya.
Dan semua hal tersebut terhitung sebagai sedekah. Bahkan jika dicermati
secara mendalam, umat ini mendapat julukan ‘khairu ummah’, karena
memiliki misi amar ma’ruf nahi mungkar. Dalam sebuah ayat-Nya Allah swt.
berfirman:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
[QS. Ali Imran (3): 110]
3. Hubungan Intim Suami Istri
Hadits di atas bahkan menggambarkan bahwa hubungan suami
istri merupakan sedekah. Satu pandangan yang cukup asing di telinga
para sahabatnya, hingga mereka bertanya,
“Apakah salah seorang diantara
kami melampiaskan syahwatnya dan dia mendapatkan sedekah?” Kemudian
dengan bijak Rasulullah saw. menjawab, “Apa pendapatmu jika ia
melampiaskannya pada tempat yang haram, apakah dia mendapatkan dosa?
Maka demikian pula jika ia melampiaskannya pada yang halal, ia akan
mendapat pahala.” Di sinilah para sahabat baru menyadari
bahwa makna sedekah sangatlah luas. Bahwa segala bentuk aktivitas yang
dilakukan seorang insan, dan diniatkan ikhlas karena Allah, serta tidak
melanggar syariah-Nya, maka itu akan terhitung sebagai sedekah.
Selain bentuk-bentuk di atas yang digambarkan Rasulullah
saw. yang dikategorikan sebagai sedekah, masih terdapat nash-nash
hadits lainnya yang menggambarkan bahwa hal tersebut merupakan sedekah,
diantaranya adalah:
4. Bekerja dan memberi nafkah pada sanak keluarganya
Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits: Dari Al-Miqdan bin Ma’dikarib Al-Zubaidi ra, dari Rasulullah saw. berkata, “Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya melainkan akan menjadi sedekah.” (HR. Ibnu Majah)
Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits: Dari Al-Miqdan bin Ma’dikarib Al-Zubaidi ra, dari Rasulullah saw. berkata, “Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya melainkan akan menjadi sedekah.” (HR. Ibnu Majah)
5. Membantu urusan orang lain
Dari Abdillah bin Qais bin Salim Al-Madani, dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau bersabda, “Setiap muslim harus bersedekah.”
Dari Abdillah bin Qais bin Salim Al-Madani, dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau bersabda, “Setiap muslim harus bersedekah.”
Salah seorang
sahabat bertanya, “Bagaimana pendapatmu, wahai Rasulullah, jika ia tidak
mendapatkan (harta yang dapat disedekahkan)?”
Rasulullah saw. bersabda,
“Bekerja dengan tangannya sendiri kemudian ia memanfaatkannya untuk
dirinya dan bersedekah.”
Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika
ia tidak mampu, wahai Rasulullah saw.?” Beliau bersabda, “Menolong
orang yang membutuhkan lagi teranaiaya.”
Salah seorang sahabat bertanya,
“Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah saw.?” Beliau
menjawab, “Mengajak pada yang ma’ruf atau kebaikan.”
Salah seorang
sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah
saw.?” Beliau menjawab, “Menahan diri dari perbuatan buruk, itu
merupakan sedekah.” (HR. Muslim)
6. Mengishlah dua orang yang berselisih
Dalam sebuah hadits digambarkan oleh Rasulullah saw.: Dari Abu Hurairah r.a. berkata, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Setiap ruas-ruas persendian setiap insan adalah sedekah. Setiap hari di mana matahari terbit adalah shadaqah, mengishlah di antara manusia (yang berselisih adalah sedekah).” (HR. Bukhari)
Dalam sebuah hadits digambarkan oleh Rasulullah saw.: Dari Abu Hurairah r.a. berkata, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Setiap ruas-ruas persendian setiap insan adalah sedekah. Setiap hari di mana matahari terbit adalah shadaqah, mengishlah di antara manusia (yang berselisih adalah sedekah).” (HR. Bukhari)
7. Menjenguk orang sakit
Dalam
sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Ubaidah bin Jarrah ra
berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang
menginfakkan kelebihan hartanya di jalan Allah swt., maka Allah akan
melipatgandakannya dengan tujuh ratus (kali lipat). Dan barangsiapa yang
berinfak untuk dirinya dan keluarganya, atau menjenguk orang sakit,
atau menyingkirkan duri, maka mendapatkan kebaikan dan kebaikan dengan
sepuluh kali lipatnya. Puasa itu tameng selama ia tidak merusaknya. Dan
barangsiapa yang Allah uji dengan satu ujian pada fisiknya, maka itu
akan menjadi penggugur (dosa-dosanya).” (HR. Ahmad)
8. Berwajah manis atau memberikan senyuman
Dalam
sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Dzar r.a. berkata,
bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kalian menganggap remeh satu
kebaikan pun. Jika ia tidak mendapatkannya, maka hendaklah ia ketika
menemui saudaranya, ia menemuinya dengan wajah ramah, dan jika engkau
membeli daging, atau memasak dengan periuk/kuali, maka perbanyaklah
kuahnya dan berikanlah pada tetanggamu dari padanya.” (HR. Turmudzi)
9. Berlomba-lomba dalam amalan sehari-hari (baca: yaumiyah)
Dalam
sebuah riwayat digambarkan: Dari Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Siapakah di antara kalian yang pagi ini
berpuasa?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah saw.
bersabda, “Siapakah hari ini yang mengantarkan jenazah orang yang
meninggal?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah
saw. bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberikan makan
pada orang miskin?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.”
Rasulullah saw. bertanya kembali, “Siapakah di antara kalian yang hari
ini telah menengok orang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai
Rasulullah.” Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah semua amal di
atas terkumpul dalam diri seseorang melainkan ia akan masuk surga.” (HR. Bukhari)